Sabtu, 02 Mei 2009

INA KABUKI sang penguasa teluk kayeli

NA KABUKI*]

katakan kepadaku rahasia laut
katakan kepadaku rahasia sungai dan teluk
kapiten pinisi penualang pantai demi pantai bungkam
atau berucap dalam kalimat-kalimat gagap
rahasia tak juga terurai seperti hidup dan juga kau perempuan
atau seperti kegaiban kasihsayang
sedangkan aku, malesi, anak kampung wailo sungai wai apo
masih saja anak kampung diusik tanya tak usai terjawab
tapi jangan gugat cintaku, cinta malesi pada kampung
jangan sentuh cintaku pada anak dan istri
penyang pambelum **] memburu cahaya menhalau kelam
-- nyawa adalah taruhan kasihsayang
sama besar misterinya dengan alam ditempati

laut, teluk dan sungai
seperti hutan dan gunung
seperti angin sering menggelegak
seperti langit sering menggelegar
menyalakan petir menyambar-nyambar
satu dengan diriku
diri malesi
yang memang lahir dan besar di tengah mereka
malesi namaku
anak teluk kayeli
putra sungai waipo
lelaki pulau buru

alkisah hari itu
anak istriku
seluruh penduduk wailo
diusik maut
ditabur pasukan lelembut penunggu teluk

o, pasukan lelembut penabur maut
apakah kalian menanyai kesungguhan cinta lelaki
apakah kalian menanyai kedalaman cinta anak kampung
menanyai cintaku
cinta malesi
aku memang telah memperistrikan kau , perempuan kekasih
kau menerimaku jadi suami
lalu kita bersetuju membuat turunan pelanjut cinta dan harapan
aku memang mencintaimu kampung halaman
maka akupun mengelana mengarung hutan mencari pengobatan
tantangan patut dijawab jika menghargai harkat kemanusiaan

apakah langit tahu
apakah laut dan teluk tahu
apakah sungai paham
gundahku yang suami
anak kampung
dan pencinta
tak kubacakan jampi-jampi ketidakberdayaan
doa pun kuletakkan di pojok halaman
dijaga para lelembut datang dari teluk
bagai gelembung mainan

aku malesi
anak teluk putra sungai
melangkah mengarung rimba
matahari tertahan di pucuk-pucuk
mengintip langkahku
angin menebar bau busuk
membisikkan dekatnya maut
ketika seorang perempuan
serba putih bermata biru
ketika itu
muncul mencegatku
"aku ina kabuki!" ujarnya
"gendong dan bawalah aku pulang ke kayeli"

+"ke kayeli?"
-"ya, ke kayeli
teluk muara sungai wai apo!"
+"cintaku sedang dicoba, tuan putri!
cintaku sedang ditanya, nona"
- "aku tahu, aku tahu, lelaki jantan
tapi kau tinggal memilih kematian dan kehidupan
mengantarku atau kehancuran wailo dan anak-istri"

segagah lelaki atau perempuan
siapa bebas dari kegalauan
memamah simalakama?

+"baiklah ina kabuki
baik, kau kuantar ke teluk kayeli "

mengatasi bau busuk bangkai
senyum ina kabuki menabur wangi
senyum perempuan serba putih mata biru
biru teluk biru langit sungai wai apo
lelaki itu ia tundukkan
terbayang sekian lelembut
tersenyum dari balik dedaunan
dari lorong-lorong hutan

-"pejamkan mata
dan gendong aku, malesi
bawa aku ke teluk kayeli!"
tegas berkata ina kabuki

disihir cintanya
disihir kegaiban perempuan
mayeli memejam

siapa bilang lalu
perempuan sedahsyat teluk
seperkasa laut
bidari pelayan sorga
pelayan lelaki?
ya, aku yang bilang
indonesia hari ini yang mengatakan
dayak kekinian yang berucap!
kesataraan tercecer di masa silam
tercatat cuma di legenda

di teluk kayeli, adik
di teluk kayeli
perempuan itu tuan
mayeli lelaki gagah
hilang keangkuhan
mayeli dikalahkan
hari ini lelaki tambah angkuh
padahal demikian keropos

ina kabuki dan mayeli
sekejap tiba sudah di istana
teluk kayeli

-"menghomati cintamu
kendati cinta burung bersayap
kendati aku perempuan bujang
dan bisa mencintaimu
paling baik sekarang
mayeli kau pulang
pejam, pejamkan matamu sejenak
dan tatinglah air ini dan percikkan ia
ke perempuan pilihanmu
ke buah cintamu dan orang-orang kampung
maka maut akan berlalu
aku mencintamu, mayeli
pintuku terbuka
kapan saja kau boleh kembali
aku mencintai teluk
sungai
laut
kampung kita
pejam
pejamkan matamu"

cinta adalah kegaiban
hari ini tanahair hilang perempuan
hilang kasihsayang

ina kabuki dan kasih sayang
ina kabuki keperkasaan perempuan
ina kabuki itu kehidupan, adik
mencarimu,aku mencarimu ina kabuki
hari ini kau terasa hilang!


Paris, Nopember 2003.
-----------------------
JJ.KUSNI


*] Ina Kabuki, tokoh legendaris rakyat Pulau Buru yang penunggu Teluk
Kayeli. Corat-coret sederhana ini ditulis berdasarkan tulisan Hersri
Setiawan, "Aku Eks Tapol", Galang Press, Yogyakarta, September 2003,
hlm.-hlm. 67-84.

**]. Penyang-pambelum, (bahasa Dayak Ngaju, Kalimantan Tengah, bekal
spiritual kehidupan.